Metode Isolasi DNA dengan Geneaid (Tissue)
Tahap awal
untuk mempelajari biologi molekuler adalah teknik isolasi dan ekstraksi DNA.
Tahap isolasi dan ekstraksi DNA dapat disebut tahap yang paling riskan dalam
penelitian biologi molekuler, dimana pengerjaanya harus dilakukan secara
aseptik dan steril.
Secara umum
tahapan isolasi DNA didefinisikan sebagai suatu tahap mengisolir materi genetik
organisme (DNA) sehingga didapatkan materi DNA yang utuh (tanpa kontaminasi)
untuk pengujian selanjutnya. Definisi DNA yang utuh artinya bahwa DNA tersebut
terbebas dari kontaminan makromolekul lain seperti; karbohidrat, lemak, protein
maupun RNA. Tahap isolasi DNA sering disebut dengan pengekstrakan DNA, dimana
tahap paling awal dari proses isolasi adalah melakukan ekstraksi pada bagian sampel
organisme.
Model isolasi
DNA untuk setiap organisme adalah berbeda-beda. Pemilihan metode untuk
mengisolasi DNA juga berbeda, bergantung pada organisme yang akan diisolasi
DNA-nya. Proses isolasi DNA menggunakan beberapa teknik, misalnya penggunaan
fenol-kloroform, pendinginan, penggunaan chelex
(resin pengkelet), kromatografi maupun penggunaan kit komersial seperti
Promega, Qiagen, Geneaid, invitrogen dan lain-lain.
Meskipun
teknik dalam mengisolasi DNA untuk setiap organisme berbeda, pada dasarnya tahap
isolasi DNA dibagi menjadi 3 yakni; penghancuran sel, diferensiasi DNA
(pemisahan DNA) dan pemurnian DNA. Tahap penghancuran dapat dibagi menjadi tiga
model penghancuran, yakni; secara mekanis (penggerusan) hal ini sering
dilakukan pada saat ekstraksi DNA tumbuhan, misalnya Milligan (1992) merekomendasikan
penggerusan saat ekstraksi DNA tumbuhan sehingga diperoleh ekstrak yang murni.
Selain itu, Surzycki (2000) menyatakan bahwa proses vortex dan centrifuge
juga dapat menghancurkan sel dari jaringan organisme. Selain cara mekanis,
penghancuran sel dapat dilakukan secara enzimatis dan kimia. Secara enzimatis
umumnya menggunakan enzim penghidrolisis makromolekul seperti lipase,
proteinase, maupun lisozim (amylase,
lactase, dll). Penghancuran sel secara kimiawi identik dengan penggunaan
bahan kimia seperti SDS, detergen, CTAB, EDTA dll. CTAB & EDTA sering
digunakan dalam ekstraksi jaringan tumbuhan (Restu dkk., 2012). Uji kuantitas
dan kualitas DNA yang dihasilkan dari masing-masing metode juga telah
dilakukan.
Selain
penghancuran, proses isolasi DNA diperlukan pemisahan (diferensiasi). Proses
ini menggunakan alat yang disebut centrifuge,
alat ini mampu memisahkan makromolekul berdasarkan beratnya, dimana protein,
lemak dan karbohidrat akan berada dibawah (sedimen) dan DNA beserta RNA akan
berada diatas (supernatant). Setelah dipisahkan hasil DNA yang didapat
dimurnikan pemurnian DNA dapat dilakukan dengan cara kromatografi kolom atau
dengan presipitasi. Pada tahap pemurnian sering ditambahkan RNAse untuk
menghancurkan RNA yang tercampur dengan DNA.
Setelah proses
isolasi DNA didapatkan ekstrak DNA Cherax
sp. murni, maka langkah selanjutnya adalah melihat kualitas DNA hasil
ekstraksi. Kualitas hasil ekstraksi dapat dilihat dengan metode elektroforesis.
Yowono (2005) menyatakan bahwa elektroforesis adalah suatu teknik untuk
memisahkan molekul seluler berdasarkan pada ukurannya, dengan menggunakan medan
listrik yang dialirkan pada suatu medium mengandung sampel DNA yang akan
dipisahkan.
Prinsip dasar
dari elektroforesis DNA adalah DNA akan berpindah dari muatan negatif ke
positif dengan laju mobilisasi yang berbeda didasarkan atas perbedaan muatan
dan berat molekul. Molekul DNA genom
yang dielektroforesis bermuatan negatif, hal ini dikarenakan gugus fosfat yang
memiliki muatan negatif sebagai backbone
berpengaruh kuat terhadap basa nitrogen dan gula pentosa (Campbell et al., 2008). Ketika dialiri arus
listrik dari satu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya, maka molekul DNA
tersebut akan bergerak dari kutub negatif (anoda) ke kutub positif (katoda). Kecepatan
gerak molekul DNA bergantung pada nisbah (rasio) muatan terhadap massanya,
serta tergantung pula pada bentuk molekulnya (Yuwono, 2005).
Muladno (2002)
menyatakan bahwa metode mendeteksi kualitas DNA dapat dilihat pada bentuk
pita-pita DNA yang terbentuk akibat proses elektroforesis gel, hal ini ditandai
dengan terang atau buram-nya pita yang terbentuk pada proses elektroforesis.
Berpendarnya pita DNA disebabkan karena pewarnaan dengan larutan etidium
bromide yang melekat diantara basa-basa nitrogen. Selain itu penambahan buffer
seperti SB buffer memungkinkan DNA akan tetap tahan jika dialiri listrik dengan
tegangan tinggi (200 volt). Selain elektroforesis teknik analisis lain dalam
biologi molekuler yang telah berkembang misalnya; Southern Blotting untuk deteksi DNA & Northen Blotting untuk protein (Yuwono, 2005)
Pada praktikum
ini akan diisolasi DNA yang berasal dari Cherax
sp. sejenis lobster air tawar. Sampel jaringan diambil dari bagian ekor dan
menggunakan metode seperti yang dijelaskan berikutnya. Hasil yang didapatkan
berupa ekatrak DNA yang divisualisasi dengan gel elektroforesis.
Cara Kerja
Kegiatan
praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 29 November 2016. Dimulai pukul 08.00
hingga 10.20 WIT, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Universitas Papua.
Perlu diketahui bahwa kegiatan praktikum acara 2, 3, 4 & 5 dilakukan secara
menyeluruh, tetapi pembuatan laporan diselaraskan dengan topik praktikum.
Kegiatan praktikum menggunakan
alat dan bahan seperti pada penuntun praktikum. Praktikum isolasi DNA genom
hewan (Cherax sp.) menggunakan alat
dan bahan sebagai berikut:
Pinset
|
Korek
|
Lampu Bunsen
|
Vortex
|
Rak tabung
|
Heat block
|
Tube/tabung
|
Alkohol 70 %
|
Gelas Piala
|
Baycline/Bleach
|
Spin (Centrifuge)
|
Geneaid
isolation KIT tissue
|
Tissu
|
Ethanol
|
Prosedur
praktikum isolasi DNA genom hewan (Cherax
sp.) dilakukan seperti halnya di penuntun praktikum dan ditampilkan kembali
secara singkat dalam poin-poin berikut:
- Membersihkan area kerja dengan menggunakan alcohol 70% , hal ini berfungsi untuk membunuh mikroba/bakteri di area kerja; dan dilanjutkan dengan bleach/baycline 10% yang berfungsi untuk mengahancurkan DNA mikroba/kontaminan yang ada di area kerja.
- Menyiapkan tabung eppendorf (microtube) 1.5 mL dan melabeli bagian tutupnya (CRX1 dan CRX2).
- Menyiapkan pinset, gunting, etanol 96% dalam gelas piala, Bunsen dan korek.
- Mensterilkan pinset dan gunting yang akan digunakan untuk mengambil jaringan hewan dengan cara menyelupkan kedalam etanol 96% dan dibakar diatas lampu Bunsen (3-5 kali).
- Mengambil jaringan hewan (Cherax sp.) dengan menggunakan pinset dan gunting yang steril, sampel diambil sedikit mungkin dan dimasukkan ke dalam microtube yang telah dilabeli.
- Menambahkan 200 µL GT buffer, menghaluskan dengan mikropastel.
- Menambahkan 20 µL Proteinase K dan di-vortex selama 10 detik agar tercampur rata, kemudian di spin 20 detik. Penambahan Proteinase K berfungsi agar protein yang ada dalam jaringan tersebut hancur sehingga tidak mengkontaminasi DNA hasil isolasi.
- Memanaskan sampel pada suhu 600 C selama 30 menit.
- Menambahkan 200 µL GBT buffer dan menginkubasi pada suhu 700 C selama 20 menit.
- Melakukan sentrifugasi pada kecepatan 15.000 rpm selama 2 menit.
- Mengambil supernatant dan memindahkan pada tabung (microtube) yang baru, dilanjutkan dengan penambahan 200 µL etanol 96% dan di-vortex selama 10 detik.
- Memanaskan elotion buffer pada suhu 700 C sampai nanti akan digunakan.
- Menyiapkan GD kolom dalam tube 2 mL dan memberi label pada bagian tutupnya. GD kolom berfungsi untuk kromatografi DNA.
- Mentransfer campuran supernatant dan etanol (langkah k) ke dalam GD kolom dan melakukan sentrifugasi dengan kecepatan 15.000 rpm selama 30 detik.
- Membuang larutan pada bagian bawah dan menempatkan GD kolom dalam tube 2 mL tersebut.
- Menambahkan 400 µL W1 buffer ke dalam GD kolom dan sentrifugasi pada 15.000 rpm selama 30 detik, selanjutnya membuang larutan bagian bawahnya dan menempatkan kembali GD kolom pada tabung 2 mL.
- Menambahkan 600 µL Wash buffer dan sentrifugasi pada 15.000 rpm selama 30 detik, selanjutnya membuang larutan dibawahnya. Mengeringkan kolom dengan cara sentrifugasi pada 15.000 rpm selama 3 menit.
- Memindahkan GD kolom pada tabung 1.5 mL yang baru dan menambahkan elution buffer yang telah dipanaskan tadi.
- Mendiamkan selama 3-5 menit dan sentrifugasi pada 15.000 rpm selama 30 detik.
- Membuang GD kolom dan menyimpan larutan hasil ekstraksi DNA ke dalam freezer.
0 Response to "Metode Isolasi DNA dengan Geneaid (Tissue)"
Post a Comment